Kamis, 17 Juli 2014

Tutup Safari Ramadhan, Kang Yoto Terawih di Mushola Darurat

Setelah menyelesaikan rangkaian safari ramadan di Kecamatan Ngambon, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menyempatkan diri untuk beramah tamah dengan warga Perumahan Citra Permata Rajekwesi (CPR) di Desa Ngumpakdalem, Dander.

Bupati Bojonegoro, Drs H Suyoto MSi, yang datang secara mendadak, berkesempatan mengikuti shalat tarawih di mushola darurat, bersama warga setempat. "Sebenarnya jadwalnya adalah tanggal 19, tapi ini dimajukan dua hari," jelas Imron, warga setempat.

Kang Yoto yang datang sendirian tersebut, juga sempat memberikan ceramah setelah shalat tarawih. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi dialog dengan warga setempat. "Perumahan ini sudah ada fasumnya ?,"
tanya Kang Yoto pada warga.

Sebelumnya, warga CPR telah melaporkan pihak pengembang, Citra Bangun Sejahtera (CBS) kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) melalui aplikasi LAPOR ! Namun karena tak kunjung mendapat tanggapan yang memuaskan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bojonegoro, akhirnya warga mengadukan juga hal tersebut ke Bupati Bojonegoro.

Sayangnya, dalam sesi dialog tersebut, tak satupun wakil dari PT CBS maupun Dinas PU Bojonegoro yang hadir. "Kami sudah mengundang berkali-kali, tapi tak pernah hadir," tambah Darta, warga lainnya.
Padahal, masih menurut Darta, rumah sejumlah petinggi PT CBS berada hanya beberapa meter dari mushola darurat itu didirikan, termasuk dua pejabat dan staf Dinas PU.

Dalam sesi dialog tersebut, Kang Yoto berjanji akan membela kepentingan dan hak warga. "Ini nanti akan saya bahas," jelas Kang Yoto. Rencananya, warga akan mengirimkan surat resmi mengenai permasalah tersebut, beserta gambar site plan perumahan yang dibuat oleh PT CBS dan telah diketahui oleh Dinas PU Bojonegoro. (Kim segaran)

Senin, 14 Juli 2014

Warga Nilai Dinas PU Bojonegoro Tak Tegas

Warga Perumahan Citra Permata Rajekwesi (CPR) merasa kecewa atas tindaklanjut dari laporan mereka terkait belum adanya Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos) yang dijanjikan oleh pihak developer. Terlebih tanggapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) dinilai asal-asalan.

Minggu, 13 Juli 2014

Waktu Tanam Tak Serentak, Petani Berbagi Air

Masih seringnya hujan mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membuat petani di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander harus melakukan aktifitas ekstra. Menyusul pada saat yang bersamaan, pada bulan Juli ini disebut-sebut sebagai awal musim kemarau. Aktifitas ekstra tersebut adalah mengontrol aliran air yang dibutuhkan untuk lahan pertanian mereka.

"Kami sudah mulai menanam kedelai, kalau airnya kebanyakan bisa gagal tanam. Demikian pula kalau lahan lain kekurangan, bisa buruk kondisi tanahnya," jelas Rejo, petani setempat. Kondisi awal kemarau yang masih diselingi dengan hujan, serta waktu tanam yang tidak serentak dalam satu lokasi, tak lantas membuat petani di kawasan tersebut saling bersitegang.

Mereka memilih menggunakan kebijakan lokal, yakni secara bergiliran menyalurkan air sesuai kebutuhannya masing-masing. Dengan membuat tanggul dari batang pelepah pisang, lahan yang telah ditanami kedelai menjadi tak kelebihan air, sementara lahan yang butuh aliran air lebih banyak menjadi tercukupi.

"Bila memungkinkan dan memang ada programnya, beberapa titik memang memerlukan pintu air. Terutama di lahan-lahan yang waktu tanamnya tidak serentak dan berada dalam satu aliran," pungkasnya. (kim segaran)

Musim Tomcat, Tetap Nyalakan Lampu Luar

Masa panen, berarti pula masa membludaknya serangga, setidaknya bagi warga yang tinggal di sekitar area persawahan. Aneka serangga sontak berhamburan mencari tempat baru, menyusul habitat mereka yang asli, di sawah, telah hilang setelah tanaman padi di panen dan pembakaran sisa panen dan pergantian iklim. Termasuk Tomcat, serangga kecil berwarna belang hitam-oranye.

Jumat, 11 Juli 2014

Pasca Panen Raya, Petani Ngumpakdalem Tanam Kedelai

Setelah melakukan panen raya, petani di wilayah Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, kini bersiap untuk memasuki masa tanam. "Kami memilih untuk menanam kedelai kali ini," ujar Kuncoro, petani setempat.
Pilihan Kuncoro bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan setelah mendengar peringatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, terkait bencana kekeringan pada musim kemarau ini.
Kuncoro yang mengaku puas dengan hasil panennya kali ini, sengaja memilih menanam kedelai karena selain pasarnya bagus, masa tanamnya juga relatif cepat. "Kali ini, hasil panennya lumayan bagus, sekitar 3 ton untuk lahan seperempat hektar milik saya," jelasnya.

Lahan pertanian di wilayah Ngumpakdalem sendiri, diakui relatif selalu kecukupan air, namun untuk berjaga-jaga adanya kemungkinan gagal tanam, mereka akhirnya memilih untuk tidak menanam padi lagi.