"Kami sudah mulai menanam kedelai, kalau airnya kebanyakan bisa gagal tanam. Demikian pula kalau lahan lain kekurangan, bisa buruk kondisi tanahnya," jelas Rejo, petani setempat. Kondisi awal kemarau yang masih diselingi dengan hujan, serta waktu tanam yang tidak serentak dalam satu lokasi, tak lantas membuat petani di kawasan tersebut saling bersitegang.
Mereka memilih menggunakan kebijakan lokal, yakni secara bergiliran menyalurkan air sesuai kebutuhannya masing-masing. Dengan membuat tanggul dari batang pelepah pisang, lahan yang telah ditanami kedelai menjadi tak kelebihan air, sementara lahan yang butuh aliran air lebih banyak menjadi tercukupi.
"Bila memungkinkan dan memang ada programnya, beberapa titik memang memerlukan pintu air. Terutama di lahan-lahan yang waktu tanamnya tidak serentak dan berada dalam satu aliran," pungkasnya. (kim segaran)







0 komentar:
Posting Komentar